Rabu, 03 Agustus 2011

ABORTUS

ABORTUS
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin dalam rahim.
 Keguguran atau abortus disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:
-          Kelainan sel telur ibu, biasanya terjadi di awal kehamilan.
-          Kelainan anatomi organ reproduksi ibu, misalnya mengalami kelainan atau gangguan pada rahim.
-          Gangguan sirkulasi plasenta akibat ibu menderita suatu penyakit, atau kelainan pembentukan plasenta.
-          Ibu menderita penyakit berat seperti infeksi yang disertai demam tinggi, penyakit jantung atau paru yang kronik, keracunan, mengalami kekurangan vitamin berat, dll.
-          Antagonis Rhesus ibu yang merusak darah janin.
Ada beberapa jenis abortus atau keguguran, yaitu:
Abortus Iminens
Ditandai dengan perdarahan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, ibu mungkin mengalami mulas atau tidak sama sekali. Pada abortus jenis ini, hasil konsepsi atau janin masih berada di dalam, dan tidak disertai pembukaan (dilatasi serviks)
Abortus Insipiens
Terjadi perdarahan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan disertai mulas yang sering dan kuat. Pada abortus jenis ini terjadi pembukaan atau dilatasi serviks tetapi hasil konsepsi masih di dalam rahim.
Abortus Inkomplet
Terjadi pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, sementara sebagian masih berada di dalam rahim. Terjadi dilatasi serviks atau pembukaan, jaringan janin dapat diraba dalam rongga uterus atau sudah menonjol dari os uteri eksternum. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan, sehingga harus dikuret.
Abortus komplet
Pada abortus jenis ini, semua hasil konsepsi dikeluarkan sehingga rahim kosong. Biasanya terjadi pada awal kehamilan saat plasenta belum terbentuk. Perdarahan mungkin sedikit dan os uteri menutup dan rahim mengecil. Pada wanita yang mengalami abortus ini, umumnya tidak dilakukan tindakan apa-apa, kecuali jika datang ke rumah sakit masih mengalami perdarahan dan masih ada sisa jaringan yang tertinggal, harus dikeluarkan dengan cara dikuret.
Abortus Servikalis
Pengeluaran hasil konsepsi terhalang oleh os uteri eksternum yang tidak membuka, sehingga mengumpul di dalam kanalis servikalis (rongga serviks) dan uterus membesar, berbentuk bundar, dan dindingnya menipis.



PENYEBAB ABORTUS

Maternal

Penyebab dari segi Maternal

Penyebab secara umum:
  1. virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis.
  2. Infeksi bakteri, misalnya streptokokus.
  3. Parasit, misalnya malaria.
  1. Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.
  2. Tuberkulosis paru aktif.
  3. Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.
  4. Penyakit kronis, misalnya :
    1. hipertensi
    2. nephritis
    3. diabetes
    4. anemia berat
    5. penyakit jantung
    6. toxemia gravidarum
  5. Gangguan fisiologis, misalnya Syok, ketakutan, dll.
  6. Trauma fisik.
  • Penyebab yang bersifat lokal:
  1. Fibroid, inkompetensia serviks.
  2. Radang pelvis kronis, endometrtis.
  3. Retroversi kronis.
  4. Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga menyebabkan hiperemia dan abortus.
Downloads File Lengkapnya DISINI Read More...

Odang Lubis Feat Masdani Nasution

Odang Lubis Feat Masdani Nst_Mangguro
download askeb, kti bidan

Odang Lubis Feat Masdani Nst_Lumindak Lokko-lokko
download askeb, kti bidan

Odang Lubis Feat Masdani Nst_Mustika Ratu
download askeb, kti bidan

Odang Lubis Feat Masdani Nst_Parkaro Ketek
download askeb, kti bidan

Odang Lubis Feat Masdani Nst_InangParengge-rengge
download askeb, kti bidan

Odang Lubis Feat Masdani Nst_Mahkamah Syariah
download askeb, kti bidan

Odang Lubis Feat Masdani Nst_Manukkek DiLopo Kopi
download askeb, kti bidan

Odang Lubis Feat Masdani Nst_Sahata Saoloan
download askeb, kti bidan
Add caption
Read More...

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MENGENAI DAMPAK NARKOBA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DI SMA NEGERI 2 PANYABUNGAN UTARA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Beberapa tahun ini dunia menjadi resah, narkoba yang berdampak negatif bagi individu baik secara fisik maupun psikis tentu saja bisa mengancam hari depan umat manusia di beberapa belahan dunia.
WHO bekerja sama dengan komite ahli ketergantungan obat coba menggolong-golongkan jenis obat berdasarkan tingkat kecenderungan, efek samping, dan bahannya, yang kemudian akan dijadikan bahan masukan bagi kebijaksanaan Komisi Narkotika (CND) karena masalah narkotika bisa dikategorikan sebagai soal kemasyarakatan, efeknya, bukanlah mengobati masyarakat melainkan justru sebaliknya merusak kesehatan masyarakat. (Saukani, 2008)
Ditahun 1909 peredaran opium (candu) telah meluas di berbagai Negara. Sesudah terbentuknya komisi opium Internasional, beberapa Negara dunia telah berkali-kali mengadakan pertemuan konvensi opium Internasional yang intinya mengatur dan membatasi secara ketat peredaran opium. Opium hanya boleh diproduksi secara terbatas oleh pemerintahan di sebuah Negara, terutama untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan tujuan pengobatan. (Arif, H. 2007)
Sekitar tahun 1500, bangsa Spanyol bahwa kokain kini boleh dihisap oleh siapa saja yang meminatinya, hanya dengan mengunyah daun kokain, mampu menahan lapar dari pagi sampai petang. Di Eropa, tanaman kokain dipromosikan sebagai tonikum dan obat kuat. Selain itu juga dipakai untuk obat pusing, rematikd an penyakit jantung. Di Amerika, daun koka pernah diproses secara besar-besaran untuk membuat minuman terkenal yang bernama coca-cola.
Di Indonesia narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba) telah menjangkiti segala lapisan masyarakat, terutama generasi muda. Keberadaan narkoba mengancam hari depan uman manusia, dari waktu ke waktu narkoba mengalami peningkatan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitasnya.
(Arif. H. 2007)
Menurut ketua therapeutik communities Indonesia (BCI) Inten Soeweno, dari 4 juta korban narkoba di Indonesia setengahnya ada di Jakarta. Sekolah lanjutan tingkat pertama, dan sekolah menengah umum di DKI Jakarta, membuat para orang tua murid resah kekhawatiran orang tua murid itu wajar jika melihat data jumlah pemakai narkoba yhang terus meningkat terutama di Jakarta. Data mulai Januari hingga April 2003 manunjukkan jumlah kasus yang ditangani Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya mencapai 143 kasus, di Sumatera Utara (Medan) sudah banyak kasus penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan berbahaya yang menimpa siswa sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah umum. (Burhanuddin, 2008)
Dampak dari penyalahgunaan narkoba ini bisa mengakibatkan kecanduan. Kecanduan inilah yang akan mengganggu fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada system syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubh seperti janbtung, paru-paru, hati dan ginjal. (Aristo, 2007)
Dengan semakin meningkatnya para pengguna narkoba sedikit banyaknya ada kaitannya dengan pengetahuan remaja mengenai masalah kesehatan reproduksi masih relative rendah, kekurang pahaman remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) bukan semata-mata kegagalan mereka. Namun informasi yang tersedia jauh dari cukup, akses kepada pusat informasi dan konsultasi remaja juga masih terbatas. Untuk usia 15 – 24 tahun pengetahuan laki-laki hanya 46,1% dan pengetahuan perempuan hanya sekitar 43,1% (SKRRI, 2002 – 2003). Dari data lain diketahui hanya 55% remaja yang mengetahui proses kehamilan dengan benar, 42% mengetahui HIV/ AIDS dan hanya 24% mengetahuai tentang PMS (Basaline survey, 1999), tidak mengherankan bila kemudian dampak dari kebutuhan dan minimnya informasi remaja tersebut menimbulkan berbagai persoalan di kalangan remaja, mulai dari soal narkoba, HIV/ AIDS sampai hubungan seks pra nikah. (Dinkes, 2007)
Dari hasil survei awal yang peneliti lakukan di SMA Negeri 2 Panyabungan Utara Kabupaten Mandailing Natal sebanyak 13 orang.
Dari latar belakang di atas maka saya ingin meneliti tentang gambaran pengetahuan remaja mengenai dampak narkoba terhadap kesehatan reproduksi.





1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut “Bagaimanakah pengetahuan remaja mengenai dampak narkoba terhadap kesehatan reproduksi?”.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Remaja Mengenai Dampak Narkoba Terhadap Kesehatan Reproduksi di SMA NEGERI 2 Panyabungan Utara Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2010.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja mengenai dampak narkoba terhadap kesehatan reproduksi berdasarkan pekerjaan orangtua
2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja mengenai dampak narkoba terhadap kesehatan reproduksi berdasarkan jenis kelamin.
3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja menganai dampak narkoba terhadap kesehatan reproduksi berdasarkan sumber informasi.



1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya tentang pengetahuan remaja mengenai dampak narkoba terhadap kesehatan reproduksi.
1.4.2. Bagi Akademik
Merupakan refrensi di perpustakaan Akademi Kebidanan Armina Centre Panyabungan.
1.4.3. Bagi Instansi SMA NEGERI 2 Panyabungan Utara
Dapat digunakan sebagai masukan dan informasi bagi siswa-siswi dan semua pihak di SMA NEGERI 2 Panyabungan Utara
1.4.4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini sebagai bahan acuan atau referensi untuk penelitian perkembangan lanjut yang berhubungan dengan dampak narkoba terhadap kesehatan refroduksi.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui penginderaan terhadap manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan (kognitif) merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Dalam diri seseorang terjadi proses dalam perubahan perilaku, yaitu:
1. Awarness (kesadaran) dimana responden menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu stimulus (objek).
2. Interest, dimana responden mulai tertarik pada stimulasi.
3. Evaluation, menimbang-nimbang apakah stimulasi baik untuk dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial, dimana responden sudah memulai perilaku baru.
5. Adaption, dimana responden sudah berperilaku baik sesuai dengan pengetahuan kesadaran dan sikap terhadap stimulus.

Lebih Lengkapnya Klik Downloads Dibawah Ini,....
download askeb, kti bidan Read More...

Makalah Perubahan Sosial

PENDAHULUAN

Secara sosiologis munculnya semangat perubahan sosial di Indonesia, biasanya lebih difokuskan pada dinamika sosial yang berkembang, meskipun pada gilirannya hampir semua aspek dapat pula menjadi pemicu arah perubahan itu sendiri. Bahkan sebagaian sosiolog sependapat, bahwa perubahan di semua sektor merupakan keharusan yang tidak dapat ditawar dan ditunda-tunda, kendatipun dalam proses perjalanannya diketemukan kendala-kendala yang tidak ringan. Sebut saja, mulai dari perubahan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, agama dan berbagai macam yang menyangkut hajat hidup rakyat Indonesia.Dalam konteks ini pula, penulis ingin “membedah” dengan “pisau” analisis sosiologis arah perubahan di Indonesia yang disebabkan keberadaan agama dengan berbagai potretnya.
Perubahan sosial di Indonesia sampai sekarang pun seiring dengan ritme perjalanan sejarahnya, yakni meliputi bidang agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan berbagai bidang kehidupan yang lain. Perwujudan yang kongkrit dari perubahan itu, adalah berupa upaya pembangunan yang terencana, termasuk di dalamnya sumber daya manusia. Tetapi dalam implementasinya, proses pembangunan tidak jarang menimbulkan disorientasi, seperti alienasi (keterasingan dan kerenggangan) dan dehumanisasi (“penjungkirbalikan” nilai-nilai kemanusiaan) bahkan konflik horisontal pun yang tak kunjung selesai.

BAB II
PERUBAHAN SOSIAL
A. Pengertian Perubahan Sosial
Atkinson, (1987 dan Brooten,1978 dalam Nurhidiyah, 2003 : 1), menyatakan defenisi perubahan yaitu: merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya dan merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi. Ada empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap, perilaku, individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang kekuatannya, maka pemahaman tentang tingkat-tingkat perubahan dan siklus perubahan akan dapat berguna.
Perubahan Sosial Dan Perubahan Kebudayaan
William F. Ogburn dalam Moore (2002), berusaha memberikan suatu pengertian tentang perubahan sosial. Ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun immaterial. Penekannya adalah pada pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial. Perubahan sosial diartikan sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Definisi lain dari perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya. Tekanan pada definisi tersebut adalah pada lembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok manusia dimana perubahan mempengaruhi struktur masyarakat lainnya (Soekanto, 1990). Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur geografis, biologis, ekonomis dan kebudayaan. Sorokin (1957), berpendapat bahwa segenap usaha untuk mengemukakan suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam perubahan sosial tidak akan berhasil baik.
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial. Namun demikian dalam prakteknya di lapangan kedua jenis perubahan perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan (Soekanto, 1990).
Perubahan kebudayaan bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial. Pendapat tersebut dikembalikan pada pengertian masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat adalah sistem hubungan dalam arti hubungan antar organisasi dan bukan hubungan antar sel. Kebudayaan mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolik dan bukan warisan karena keturunan (Davis, 1960). Apabila diambil definisi kebudayaan menurut Taylor dalam Soekanto (1990), kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, maka perubahan kebudayaan dalah segala perubahan yang mencakup unsur-unsur tersebut. Soemardjan (1982), mengemukakan bahwa perubahan sosial dan perubahan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu cara penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhannya.
Untuk mempelajari perubahan pada masyarakat, perlu diketahui sebab-sebab yang melatari terjadinya perubahan itu. Apabila diteliti lebih mendalam sebab terjadinya suatu perubahan masyarakat, mungkin karena adanya sesuatu yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan. Menurut Soekanto (1990), penyebab perubahan sosial dalam suatu masyarakat dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor dari dalam dan luar. Faktor penyebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri antara lain bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk, penemuan baru, pertentangan dalam masyarakat, terjadinya pemberontakan atau revolusi. Sedangkan faktor penyebab dari luar masyarakat adalah lingkungan fisik sekitar, peperangan, pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

Untuk Lebih Lengkap,...Untuk Downloads Klik Disini Read More...

Makalah Tentang Bola Volley

BOLA VOLLY

Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masing-masing grup memiliki enam orang pemain. Terdapat pula variasi permainan bola voli pantai yang masing-masing grup hanya memiliki dua orang pemain.
Bola voli, yang dinaungi oleh FIVB (Federation Internationale De Volley-Ball) yang berdiri pada tahun 1947 dan pertama kali dipertandingkan di tingkat dunia pada tahun 1949 di Praha, Cekoslovakia adalah salah satu dari empat cabang olahraga yang cukup digemari di Indonesia (Selain Bulutangkis, Sepakbola, dan Basket). Permainan ini dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain dan berlomba-lomba mencapai angka 25 terlebih dahulu.
Dalam sebuah tim, terdapat 4 peran penting, yaitu Tosser (atau setter), spiker (tukang smash), libero, dan defender (pemain bertahan). Tosser atau pengumpan adalah orang yang bertugas untuk mengumpankan bola kepada rekan-rekannya dan mengatur jalannya permainan. Spiker bertugas untuk memukul bola agar jatuh di daerah pertahanan lawan. Libero adalah pemain bertahan yang bisa bebas keluar dan masuk tetapi tidak boleh mensmash bola ke seberang net. Defender adalah pemain yang bertahan untuk menerima serangan dari lawan.
Untuk bermain bola voli tidak menuntut kemampuan fisik yang tinggi, yang diperlukan hanyalah semangat untuk mau mengejar bola kemanapun jatuhnya :p. perlahan-lahan teknik yang diperlukan untuk bermain voli itu akan tumbuh dengan sendirinya.
Justru ada satu hal yang mungkin dilupakan oleh banyak orang, yaitu bahwa bermain voli juga menuntut kemampuan otak yang prima, terutama tosser. Tosser harus dapat mengatur jalannya permainan. Tosser harus memutuskan apa yang harus dia perbuat dengan bola yang dia dapat, dan semuanya itu dilakukan dalam sepersekian detik sebelum bola jatuh ke lapangan sepanjang permainan.

Untuk Lebih lengkapnya Klik Link Di bawah ini,...!!!!!
download[4] Read More...

Makalah Kenakalan Remaja

KATA PENGANTAR

1. Syukur alhamdulillah kita panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa karena rahmat dan hidayahnya tugas ini dapat terselesaikan dengan baik .
2. Kejahatan remaja kini semakin merajalela banyak kejadian – kejadian yang sering terjadi dalam lingkungan masyarakat, pembunuhan, pencurian, peredaran gelap narkoba dan sebagainya dan cara mengatasinya adalah tanggung jawab seluruh komponen bangsa dan kejadian ini sangatlah berbahaya.

Berdasarkan pemikiran tersebut kami mempersembahkan yang terbaik dengan sebuah buku yang berjudul " KENAKALAN REMAJA "


Panyabungan, 06 Maret 2010


Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I JENIS-JENIS KENAKALAN REMAJA
A. PEMAKAIAN NARKOBA DIKALANGAN REMAJA
B. MELAWAN KEPADA ORANG TUA
C. SELALU MEMBUAT GURU KESAL DAN SAKIT HATI

BAB II FAKTOR-FAKTOR KENAKALAN REMAJA
A. FAKTOR EKONOMI
B. FAKTOR LINGKUNGAN

BAB III SOLUSI MENGATASI KENAKALAN REMAJA
A. UPAYA PENCEGAHAN
B. NIAT DAN DOA
PENUTUP


BAB I
JENIS-JENIS KENAKALAN REMAJA

A. PEMAKAIAN NARKOBA DIKALANGAN REMAJA
Narkoba adalah : singkatan dari narkotika, psikotropika, bahan adiktif yaitu nama segala zat ilmiah. Tak satu sekolahpun sekarang ini bebas dari narkoba mulai dari tingkatan SD, SLTP, SLTA, sampai tingkat perguruan tinggi jelas disebut apa yang dikatakan narkoba. Penyebaran narkoba ini sepertinya sudah direncanakan secara matang oleh Bandar dan sindikat narkoba secara sistimatik.
Penyerbuan kekalangan muda berbagai sekolah dan perguruan tinggi begitu rapi. dan pengalaman puluhan tahun menghadapi siswa mulai dari tingkatan SD, SLTP, SLTA, sebagai guru sejak tahun 1960 hingga sekarang tidak habis-habisnya menyelesaikan masalah murid yang kedapatan menggunakan narkoba.
Pengguna narkoba sudah dimulai anak di usia dini, awal mulanya ini terjadi dimulai dari menghirup lem karet, bensin, tiner dan lain lain. Dari inilah asal mula anak meniti jalan menuju pintu kecanduan narkoba karena ketagihan mencium benda tersebut anak ingin sesuatu yang lebih asik dari benda tersebut yaitu narkoba.
Di tempat tempat lain seperti diskotik banyak ditemukan kalangan pemuda banyak mengkonsumsi dan mengedarkan narkoba, bahkan bila ia sudah sangat kecanduan dengan barang haram tersebut dan ia tidak dapat barang tersebut karena ketiadaan uang untuk membelinya dia tidak segan segan untuk mencuri, menjambret bahkan membunuh demi mendapatkan harta atau uang si korban untuk mendapatkan barang haram tersebut.
Menurut kapolres madina 90% dari kasus yang di tangani adalah kasus tentang narkoba di kalangan remaja.
Akibat reaksi bagi pengguna narkoba :
1. pemarah dan berlaku kasar
2. berani berbohong dan membohongi
3. selalu menyendiri dan bermalam malam di kamar mandi
4. selalu mengabaikan tugas
5. berani meminjam uang kepada siapa saja yang dikenalnaya.
6. tidak mau mendengarkan nasehat orang tua atau guru
7. percaya diri berlebihan
8. mudah melakukan tindakan criminal
9. pulang kerumah tidak mempunyai waktu tertentu
10. nafsu makan berkurang hingga badannya kurus
11. dasar agama tidak kuat
12. pengaruh{masyarakat lingkungan}
13. komunikasi antara orang tua dan anak sangat jarang
14. pergaulan dalam lingkungan sekolah atau kampus
15. budaya global yang masuk via elektronik, media cetak.

B. MELAWAN KEPADA ORANG TUA
Seorang anak melawan kepada orang tua adalah hal yang biasa kita jumpai dalam lingkungan masyarakat bukan? banyak anak anak melawan kepada orang tuanya hanya karena masalah sepele.
Contohnya adalah seorang ibu membentak sedikit anaknya karena anaknya selalu pulang sekolah terlalu lama, dan si anak pun memahami ibunya dan sampai sampai ibunya sakit hati karena perkataan anaknya tersebut. Pada kenyataannya ibunya melakukan itu karena ibu itu sangat menyayangi si anak.
Selain itu banyak anak meminta uang kepada orang tuanya dan berbagai macam alasan dan pada kenyataannya semua alasan yang mereka katakana itu adalah bohong.
Sianak melakukan hal itu agar mendapatkan uang lebih banyak dari orang tuanya, dan uang itu dibuat untuk kepentingan dirinya sendiri bahkan ia rela untuk membohongi orangtuanya untuk berhura hura hura dan bersenang senang dengan teman temannya dan itu merupakan kejadian yang sering kali terjadi khususnya di kalangan remaja.

C. SELALU MEMBUAT GURU KESAL DAN SAKIT HATI
Di sekolah sering sekali melawan dan membuat sakit hati gurunya, bila si guru menjelaskan pelajaran di depan kelas sering sekali murid melakukan berbagai macam ulah agar pelajaran tidak berlangsung dengan baik.
Contohnya :
 Seorang anak sering sekali meminjam berbagi peralatan belajar kesana kemari karena peralatan yang di butuhkan tidak disiapkan dari rumah dan merekapun saling lempar melempar peralatan tersebut, sehingga murid.
 murid yang lain terganggu karna ulah murid tersebut.
 Seorang murid sering sekali permisi dengan alasan ketoilet tapi apa kenyataannya malah ia pergi ke kantin dan merokok di belakang kelas atau kantin dan bila guru menasehatinya karena ia membuat kesalahan ia selalu membantah. nasehat gurunya dan menjelek-jelekan gurunya kepada teman-temannya .

BAB II
FAKTOR – FAKTOR KENAKALAN REMAJA

A. FAKTOR EKONOMI
Faktor ekonomi merupakan kenakalan remaja , seperti yang sering kita saksikan di tv, yang sering kita baca di media cetak dan yang sering kita dengarkan di radio, banyak sekali kita lihat atau saksikan di tv berbagi kejadian kriminal terjadi seperti: perampokan, penjamretan , bahkan pembunuhan, kebanyakan semua itu dilakukan karma ingin membutuhui kebutuhan hidup (untuk makan). kejadian ini tidak hanya terjadi pada kalang orang tua (sudah berkeluarga) namun kebanyakan kejadian itu dilakukan oleh kalangan remaja.

B . FAKTOR LINGKUNGAN .
Bukan hanya ekonomi yang menyebalkan kenakalan remaja terjadi di mana-mana tapi juga faktor lingkungan .
Contohnya : seorang anak yang bersekolah berteman dekat dengan yang tidak Bersekolah, maka bila sianak yang tidak bersekolah melakukaan Tindakan yang bertentangan dengan agama atau tindakan krimi Nal pasti si anak akan ikut-ikutan dengan temannya yang tdk bersekolah tsb .
Selain itu bila seorang anak melihat ada sesuatu yang baru (benda) dengan tetangganya Ia selalu ingin memiliki apa yang dimiliki tetangganya, dan ia pun meminta uang kepada seseorang tuanya, namun bila si orang tua belum sanggup untuk memberikan apa yang diminta anaknya, anak itu pun memarahi orang tuanya dan mengatakan perkataan yang tidak sewajarnya dikatakan seorang anak kepada orang tua, dan bahkan bila ia mencuri atau menjambret dijalanan demi mendapatkan apa yang diinginkannya .

BAB III
SOLUSI MENGATASI KENAKALAN REMAJA

A. UPAYA PENCEGAHAN
Adapun upaya pencegahanya adalah sebagai berikut :
a. berdoalah kepada yang maha kuasa agar mendapatkan ketenangan dan kesabaran dalam menghadapi berbagai macam musibah.
b. Jangan timbulkan rasa emosi jika sedang menghadapi sesuatu
c. Tanamkan dasar agama pada dirinya bahwa barang yang merusak diri dilarang agama
d. Tanamkan arti hidup di dunia bahwa hidup kita harus bermanfaat bagi seluruh ala mini, Kalau kita sendiri merana, ini merupakan bala bagi alam.
e. Tanamkan perlunya menjaga kesehatan karena penyalahgunaan Narkoba merusak jasmani dan rohani apalah arti lahir ke dunia bila kita menanggung derita. Menyusahkan keluarga dan sanak saudara.
f. Tanamkan kesadaran hukum, karma siapa yang menanam, menyiapkan, mengedarkan, menyalahgunakan. Atau memperjual belikan dihukum berat sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

B. NIAT DAN DOA
Setiap penyakit pasti ada obatnya dan didunia ini obat pertama adalah pencegahan. Niatkanlah dihatimu bahwa kamu akan bisa menjadi manusia yang lebih baik, berguna kepada yang maha kuasa.


PENUTUP

Demikianlah buku ini saya susun semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari buku ini dan kita menjadi manusia yang lebih baik dan berguna.

SARAN
 Jauhilah segala hal atau tindakan yang dilarang oleh agama karena itu akan membuatmu hidup sengsara dan tidak berguna.
 Jadilah manusia yang paling baik.
 Jangan biarkan dirimu dikuasai oleh hawa nafsumu.

Makalah Tentang Kenakalan Remaja lainnya Silakan Download Di Bawah ini :
1. Kenakalan Remaja
2. Kenakalan Remaja
3. Kenakalan Remaja


Read More...

Makalah Bahaya Narkoba

MAKALAH BAHAYA NARKOBA


BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.
Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.
Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu
1. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.
2. Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 - 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 - 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.
3. Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.


BAB II
PEMBAHASAN

NARKOBA
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis Narkotika adalah :
 Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
 Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain:
 Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb.
 Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat, seperti:
 Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether, dsb.

JENIS NARKOBA MENURUT EFEKNYA
Dari efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga:
1. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw.
2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.
3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.

PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penefitian. Tetapi karena berbagai alasan - mulai dari keinginan untuk coba-coba, ikut trend/gaya, lambang status sosial, ingin melupakan persoalan, dll. - maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berianjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi, disebut juga kecanduan.
Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:
1. coba-coba
2. senang-senang
3. menggunakan pada saat atau keadaan tertentu
4. penyalahgunaan
5. ketergantungan

Untuk Lebih Lengkapnya Silakan Download Disini Mas,..!!!!!!!!! Read More...