Jumat, 16 Desember 2011

AKIBAT ROKOK TERHADAP KEHAMILAN

DAFTAR ISI
 
KATA PENGANTAR  ............................................................................................ i
DAFTAR ISI  ........................................................................................................... ii

AKIBAT ROKOK TERHADAP KEHAMILAN
Data Kematian Bayi Dunia........................................................................................... 1
Bahaya Rokok............................................................................................................ 2
Pengaruh Langsung rokok............................................................................................ 3
Dampak Asap Rokok.................................................................................................. 4

PENUTUP  
Kesimpulan   .............................................................................................................. 6
Saran                                                                                                                           7

DAFTAR PUSTAKA

AKIBAT ROKOK TERHADAP KEHAMILAN

Data Kematian Bayi Dunia
Data dari WHO (2002) menunjukan bahwa angka yang sangat memprihatinkan terhadap kematian bayi yang di kenal dengan fenomena 2/3 yaitu : pertama fenomena 2/3 kematian bayi (0-1 tahuan) terjadi pada masa neonatal (bayi baru berumur 0-28 hari). Kedua adalah 2/3 kamatian masa neonatal dan terjadi pada hari pertama.   Tujuan penelitan ini untuk menganalisis faktor anemia, emesis grafidarun, keterpaparan asap rokok, dan obat-obatan  pada ibu hamil terhadap kejadian persalinan premature. Desain penelitian yang digunakan adalah case control study, dengan kasus adalah kelahiran prematur dan kontrolnya adalah kelahiran normal. Analisis yang digunakan dengan Odds ratio, untuk melihat  besar risiko masing-masing  faktor terhadap  kelahiran prematur.Hasil analisis menunjukkan, anemia ibu hamil bersiko 2,3 kali  untuk melahirkan prematur, emesis 2,6 kali,  paparan asap rokok 3,7 kali, paparan obat-obatan 3,8 kali masing – masing untuk melahirkan prematur.       Berdasarkan  hasil tersebut  disarankan kepada ibu hamil  untuk senantiasa  mengontrol  kadar hb, dengan mempertahankan  antenatal care, mengurangi paparan asap rokok, serta mengendalikan konsumsi obat-obatan yang tidak dianjurkan.
Persalinan prematur adalah salah satu persalinan yang tidak normal dari segi umur kehamilan, yaitu persalinan yang terjadi pada umur kandungan kurang dari normal yaitu kurang dari 37 minggu atau 259 hari. Pada umur kehamilan ini perkembangan organ – organ, fungsi – fungsi organ dan sistem – sistem belum sempurna, terutama sistem homoestatis. Kondisi ini menyebabkan bayi prematur memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami kematian atau menjadi sakit dalam masa neonatal. Data dari WHO (2002) menunjukan bahwa angka yang sangat memprihatinkan terhadap kematian bayi yang di kenal dengan fenomena 2/3 yaitu : pertama fenomena 2/3 kematian bayi (0-1 tahuan) terjadi pada masa neonatal (bayi baru berumur 0-28 hari). Kedua adalah 2/3 kamatian masa neonatal dan terjadi pada hari pertama.Berkaitan dengan kematian bayi di Indonesia, bayi 0-28 hari (neonatal) masih terjadi kematian sebanyak 100.454 bayi ini berarti 273 neonatal meninggal setiap harinya yang berarti pula bahwa setiap satu juta bayi neonatal meninggal dini. Kemungkinan akan terjadi kematian di masa neonatal 20 – 30 kali lebih besar pada bayi yang dilahirkan BBLR dibanding dengan bayi berat normal (1)Dewasa ini Indonesia memiliki angka kejadian prematur sekitar 19% dan merupakan penyebab utama kematian perinatal. Kelahiran prematur juga bertanggung jawab langsung terhadap 75 – 79 kematian neonatal yang tidak disebabkan oleh kongenital letal. Pada tahun 1998, penelitian menunjukan bahwa prematuritas menyebabkan kematian bayi sebesar 61,1% pada kehamilan ganda (2). Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 1990 sebesar 71/1000 kelahiran hidup. Tahun 1995 turun menjadi 51/1000 kelahiran hidup. Dan tahun 1997 menjadi 41,44/1000 kelahiran hidup.Sulawesi Selatan memiliki Angaka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kalahiran hidup pada sensus 1986 sebasar 70/1000 kelahiran hidup. Pada tahun 1995 sebesar 58,2/1000 kelahiran hidup. Tahun 1996 sebesar 32,68/1000 kelahiran hidup. Tahun 1997 sebesar 63,/1000 kelahiran hidup. Tahun 1998 sebesar 57,6/1000 kelahiran hidup. Tahun 1999 sebesar 26,51/1000 kelahiran hidup. Dari 32,68 AKB tahun 1996, sebesar 9,66 % kematian bayi karena prematuritas. Tahun 1997 dari 63,0 AKB, sebesar 11,14 % kematian bayi karena prematuritas, (3).Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar terjadi peningkatan angka kematian bayi. Pada tahun 2002 tercatat AKB sebesar 13,03/1000 kelahiran hidup dan sebesar 20,51 % disebabkan karena prematuritas. Tahun 2003 AKB sebesar 18,01/1000 kelahiran hidup dan 23,64% kematian karena prematuritas. Pada tahun 2004 AKB sebesar 27,62/1000 kelahiran hidup. Dan disebabkan karena prematur adalah 38,57%

Untuk Lebih Lengkap silakan Download Disini
 


0 komentar:

Posting Komentar