Jumat, 16 Desember 2011

Dadali Band


2.   Buku Diary
5.   Hilang
9.   Rahasia Cinta 
10. Usai

Read More...

Eklamsia

EKLAMSI

Batasan
         1. Eklamsi adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat hamil tua, persalinan atau masa nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklamsi (hipertensi, edems, proteinuri) . (Wirjoatmodjo, 1994: 49).
         2. Eklamsi merupakan kasus akut, pada penderita dengan gambaran klinik pre eklamsi yang disertai dengan kejang dan koma yang timbul pada ante, intra dan post partum.          (Angsar MD, 1995: 41)
Patofisiologi
               Penyebabnya sampai sekarang belum jelas. Penyakit ini dianggap sebagai suatu “ Maldaptation Syndrom” dengan akibat suatu vaso spasme general dengan akibat yang lebih serius pada organ hati, ginjal, otak, paru-paru dan jantung yakni tejadi nekrosis dan perdarahan pada organ-organ tersebut. (Pedoman Diagnosis dan Terapi, 1994: 49)
Pembagian Eklamsi
              Berdasarkan waktu terjadinya eklamsi dapat dibagi menjadi:
        1.   Eklamsi gravidarum
              Kejadian 50-60 % serangan terjadi dalam keadaan hamil
        2.   Eklamsi Parturientum
Kejadian sekitar 30-35 %, terjadi saat  inpartu dimana batas dengan eklamsi gravidarum sukar dibedakan terutama saat mulai inpartu.

        3.  Eklamsi Puerperium
             Kejadian jarang sekitar 10 %, terjadi serangan kejang atau koma setelah persalinan berakhir.      ( Manuaba, 1998: 245)
Gejala Klinis Eklamsi
              Gejala klinis Eklamsi adalah sebagai berikut:
          1. Terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih
 2. Terdapat tanda-tanda pre eklamsi ( hipertensi, edema, proteinuri, sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, nyeri ulu hati, kegelisahan atu hiperefleksi)
1.            Kejang-kejang atau koma
               Kejang dalam eklamsi ada 4 tingkat, meliputi:
               Tingkat awal atau aura (invasi)
Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat (pandangan kosong) kelopak mata dan tangan bergetar, kepala diputar kekanan dan kekiri.
Stadium kejang tonik
Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku tangan menggenggam dan kaki membengkok kedalam, pernafasan berhenti muka mulai kelihatan sianosis, lodah dapat trgigit, berlangsung kira-kira 20-30 detik.
Stadium kejang klonik
Semua otot berkontraksi dan berulang ulang dalam waktu yang cepat, mulut terbuka dan menutup, keluar ludah  berbusa dan lidah dapat tergigit. Mata melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik mafas seperti mendengkur.
Stadium koma
Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita tetap dalam keadaan koma. (Muchtar Rustam, 1998: 275)
2.     Kadang kadang disertai dengan gangguan fungsi organ.
                 (Wirjoatmodjo, 1994: 49)
Pemeriksaan dan Diagnosis
Diagnosis eklamsi dapat ditegakkan apabila terdapat tanda-tanda sebagai berikut:
          1. Berdasarkan gejala klinis diatas
          2. Pemeriksaan laboratorium  meliputi adanya protein dalam air seni, fungsi organ hepar, ginjal dan jantung, fungsi hematologi atau hemostasis
              Konsultasi dengan displin lain kalau dipandang perlu
        1.   Kardiologi
        2.   Optalmologi
        3.   Anestesiologi
        4.   Neonatologi dan lain-lain
(Wirjoatmodjo, 1994: 49)              
Diagnosis Banding
             Diagnosis banding dari kehamilan yang disertai kejang-kejang adalah:
         1. Febrile convulsion   ( panas +)
         2. Epilepsi                    ( anamnesa epilepsi + )
         3. Tetanus                    ( kejang tonik atau kaku kuduk)
         4. Meningitis atau encefalitis ( pungsi lumbal) 

Untuk Lebih Lengkapnya silakan Downloads Disini


Read More...

Sound Track Films Dilwale




Read More...

Sound Track Film Gundaraj

Sound Track Films Gundaraaj
5. Ayhaam





Read More...

BONDING ATTACHMENT

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR  ............................................................................................ i
DAFTAR ISI  ........................................................................................................... ii

BAB  I  PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG................................................................................................ 1

BAB  II  PEMBAHASAN
BONDING ATTECMENT......................................................................................... 2
MATERNAL NEONATAL HEALTH........................................................................ 2
RENCANA ASUHAN PADA BAYI 1-6 MINGGU      ............................................ 4

PENUTUP
KESIMPULAN.......................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA
 
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Hand out Asuhan Primer Bayi Sampai 6 Minggu 4 jam pertama setelah melahirkan mereka sangat waspada dan siap untuk mempelajari dunia baru mereka. Jika tidak ada komplikasi yang serius setelah bayi lahir dapat langsung diletakkan diatas perut ibu, kontak segera ini akan sangat bermanfaat baik bagi ibu maupun bayinya karena kontak kulit dengan kulit membantu bayi tetap hangat Ikatan antara ibu dan bayinya telah terjadi sejak masa kehamilan dan pada saat persalinan ikatan itu akan semakin kuat. Bidan sebagai tenaga kesehatan dapat menfasilitasi perilaku ikatan awal ini dengan cara menyediakan sebuah lingkungan yang mendukung sehingga kontak dan interaksi yang baik dari orang tua kepada anak dapat terjadi
 
BAB II
PEMBAHASAN

BONDING ATTACHMENT
Pengertian
Bonding attachment terjadi pada kala IV, dimana diadakan kontak antara ibu-ayah-anak dan berada dalam ikatan kasih. Menurut Brazelton (1978), bonding merupakan suatu ketertarikan mutual pertama antar individu, misalnya antara orang tua dan anak,
saat pertama kali mereka bertemu. Attachment adalah suatu perasaan menyayangi atau loyalitas yang mengikat individu dengan individu lain. Hand out Asuhan Primer Bayi Sampai 6 Minggu, Sedangkan menurut Nelson & May (1996), attachment merupakan ikatan antara individu meliputi pencurahan perhatian serta adanya hubungan emosi dan fisik yang akrab. Menurut Klaus, Kenell (1992), bonding attachment bersifat unik , spesifik, dan bertahan lama. Mereka juga menambahkan bahwa ikatan orangtua terhadap anaknya dapat terus berlanjut bahkan selamanya walau dipisah oleh jarak dan waktu dan tanda-tanda keberadaan secara fisik tidak terlihat.
Menurut SAXTON and PELIKAN, 1996
Ø      BOUNDING adalah suatu langkah untuk mengunkapkan persaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir.
Ø      ATTACHMENT adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu
MATERNAL NEONATAL HEALTH :
Ø      BOUNDING ATTACHMENT adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum
Ø      Prakondisi yang mempengaruhi ikatan (Mercer, 1996), yaitu :
1.      Kesehatan emosional orang tua.
2.      Sistem dukungan social yang meliputi pasangan hidup, teman, dan keluarga Hand out Asuhan Primer Bayi Sampai 6 Minggu.
3.      Suatu tingkat keterampilan dalam berkomunikasi dan dalam memberi asuhan yang kompeten.
4.      Kedekatan orang tua dengan bayi.
5.      Kecocokan orang tua – bayi (termasuk keadaan, temperamen, dan jenis kelamin)
Tahap-Tahap Bonding Attachment.
  1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
  2. Bonding (keterikatan).
  3. Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.
Untuk Lebih Lengkapnya Silakan Downloads Disini

Read More...

AKIBAT ROKOK TERHADAP KEHAMILAN

DAFTAR ISI
 
KATA PENGANTAR  ............................................................................................ i
DAFTAR ISI  ........................................................................................................... ii

AKIBAT ROKOK TERHADAP KEHAMILAN
Data Kematian Bayi Dunia........................................................................................... 1
Bahaya Rokok............................................................................................................ 2
Pengaruh Langsung rokok............................................................................................ 3
Dampak Asap Rokok.................................................................................................. 4

PENUTUP  
Kesimpulan   .............................................................................................................. 6
Saran                                                                                                                           7

DAFTAR PUSTAKA

AKIBAT ROKOK TERHADAP KEHAMILAN

Data Kematian Bayi Dunia
Data dari WHO (2002) menunjukan bahwa angka yang sangat memprihatinkan terhadap kematian bayi yang di kenal dengan fenomena 2/3 yaitu : pertama fenomena 2/3 kematian bayi (0-1 tahuan) terjadi pada masa neonatal (bayi baru berumur 0-28 hari). Kedua adalah 2/3 kamatian masa neonatal dan terjadi pada hari pertama.   Tujuan penelitan ini untuk menganalisis faktor anemia, emesis grafidarun, keterpaparan asap rokok, dan obat-obatan  pada ibu hamil terhadap kejadian persalinan premature. Desain penelitian yang digunakan adalah case control study, dengan kasus adalah kelahiran prematur dan kontrolnya adalah kelahiran normal. Analisis yang digunakan dengan Odds ratio, untuk melihat  besar risiko masing-masing  faktor terhadap  kelahiran prematur.Hasil analisis menunjukkan, anemia ibu hamil bersiko 2,3 kali  untuk melahirkan prematur, emesis 2,6 kali,  paparan asap rokok 3,7 kali, paparan obat-obatan 3,8 kali masing – masing untuk melahirkan prematur.       Berdasarkan  hasil tersebut  disarankan kepada ibu hamil  untuk senantiasa  mengontrol  kadar hb, dengan mempertahankan  antenatal care, mengurangi paparan asap rokok, serta mengendalikan konsumsi obat-obatan yang tidak dianjurkan.
Persalinan prematur adalah salah satu persalinan yang tidak normal dari segi umur kehamilan, yaitu persalinan yang terjadi pada umur kandungan kurang dari normal yaitu kurang dari 37 minggu atau 259 hari. Pada umur kehamilan ini perkembangan organ – organ, fungsi – fungsi organ dan sistem – sistem belum sempurna, terutama sistem homoestatis. Kondisi ini menyebabkan bayi prematur memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami kematian atau menjadi sakit dalam masa neonatal. Data dari WHO (2002) menunjukan bahwa angka yang sangat memprihatinkan terhadap kematian bayi yang di kenal dengan fenomena 2/3 yaitu : pertama fenomena 2/3 kematian bayi (0-1 tahuan) terjadi pada masa neonatal (bayi baru berumur 0-28 hari). Kedua adalah 2/3 kamatian masa neonatal dan terjadi pada hari pertama.Berkaitan dengan kematian bayi di Indonesia, bayi 0-28 hari (neonatal) masih terjadi kematian sebanyak 100.454 bayi ini berarti 273 neonatal meninggal setiap harinya yang berarti pula bahwa setiap satu juta bayi neonatal meninggal dini. Kemungkinan akan terjadi kematian di masa neonatal 20 – 30 kali lebih besar pada bayi yang dilahirkan BBLR dibanding dengan bayi berat normal (1)Dewasa ini Indonesia memiliki angka kejadian prematur sekitar 19% dan merupakan penyebab utama kematian perinatal. Kelahiran prematur juga bertanggung jawab langsung terhadap 75 – 79 kematian neonatal yang tidak disebabkan oleh kongenital letal. Pada tahun 1998, penelitian menunjukan bahwa prematuritas menyebabkan kematian bayi sebesar 61,1% pada kehamilan ganda (2). Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 1990 sebesar 71/1000 kelahiran hidup. Tahun 1995 turun menjadi 51/1000 kelahiran hidup. Dan tahun 1997 menjadi 41,44/1000 kelahiran hidup.Sulawesi Selatan memiliki Angaka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kalahiran hidup pada sensus 1986 sebasar 70/1000 kelahiran hidup. Pada tahun 1995 sebesar 58,2/1000 kelahiran hidup. Tahun 1996 sebesar 32,68/1000 kelahiran hidup. Tahun 1997 sebesar 63,/1000 kelahiran hidup. Tahun 1998 sebesar 57,6/1000 kelahiran hidup. Tahun 1999 sebesar 26,51/1000 kelahiran hidup. Dari 32,68 AKB tahun 1996, sebesar 9,66 % kematian bayi karena prematuritas. Tahun 1997 dari 63,0 AKB, sebesar 11,14 % kematian bayi karena prematuritas, (3).Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar terjadi peningkatan angka kematian bayi. Pada tahun 2002 tercatat AKB sebesar 13,03/1000 kelahiran hidup dan sebesar 20,51 % disebabkan karena prematuritas. Tahun 2003 AKB sebesar 18,01/1000 kelahiran hidup dan 23,64% kematian karena prematuritas. Pada tahun 2004 AKB sebesar 27,62/1000 kelahiran hidup. Dan disebabkan karena prematur adalah 38,57%

Untuk Lebih Lengkap silakan Download Disini
 


Read More...

TOKO KOMPUTER  - WARNET






Read More...






Education Area,....!!!!
Read More...



Downloads Area,....Enjoy to Downloads,....!!!!,..Guys
Read More...

NEWS BLOG


Klik Menu News Blogger,......!!!!!!!!!!!
Read More...

Minggu, 07 Agustus 2011

Asfiksia

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapakan kehadirat allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada kami untuk bisa menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Askeb I  dengan sebaik mungkin.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan arahan sehingga makalah ini bisa terselesaikan. Mungkin dalam penulisan makalah ini masih ada kita jumpai kekurangan, maka dari itu kami mohon kritik dan saran dari dosen yang bersangkutan.
            Atas kritik dan saran kami mengucapkan terima kasih semoga makalah ini memberi manfaat bagi kita semua. Amin.

                                                                                    Panyabungan,    Oktober  2009
                                                                                                         Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR  ............................................................................................ i
DAFTAR ISI  ........................................................................................................... ii

ASFIKSIA                                                                                                                 
PENGERTIAN........................................................................................................... 1
ETIOLOGI................................................................................................................. 1
PATOFISIOLOGI...................................................................................................... 2
MANIFESTASI KLINIS........................................................................................... 3
PENATALAKSANAAN KLINIS............................................................................. 3
PEMERIKSAAN DIAGNOTIK................................................................................ 4
DERAJAT BERAT RINGANNYA ASFIKSIA.......................................................... 4
TANDA DAN GEJALA............................................................................................. 4
FAKTOR PREDISPOSISI......................................................................................... 4
DIAGNOSIS.............................................................................................................. 5
PENATALAKSANAAN AWAL ASFIKSIA............................................................ 5

PENUTUP
Kesimpulan         ........................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA


ASFIKSIA

PENGERTIAN
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Asfiksia berarti hipolesia yang progresif karena gangguan pertukaran gas serta transfor O2 dan ibu kejanin sehingga terdapat gangguan dalam persediaan O2 dan dalam menghilangkan CO2.
ETIOLOGI
1.    Asfiksia intra uterin
2.    Bayi kurang bulan
3.    Obat-obat yang diberikan/diminum oleh ibu
4.    Penyakit neuromuscular bawaan (congenital)
5.    Cacat bawaan
6.    Hipoksia intrapartum
Asfiksia janin atau neonatus akan terjadi jika terdapat gangguan perlukaran gas atau pengangkutang O2 dari ibu kejanin. Gangguan ini dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir. Hampir sehagian hes;ir asfiksia bayi baru lahir meriip;ik;in kcltiniutan asfiksia janin, karena itu penilaian janin selama kehamilan dan persalinan. memegang peran penting untuk keselamatan bayi atau kelangsungan hidup yang sempurna tanpa gejala sisa.
Pengolongan penyebab kegagalan pernafasan pada bayi terdiri dari:
  1. Faktor Ibu
a.       Hipoksia ibu
Terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetika atau anestesia dalam. Hal ini akan menimbulkan hipoksia janin.
b.      Gangguan aliran darah uterus
Mengurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan kejanin. Hal ini sering ditemukan pada :
§         Ganguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus akibat penyakit atau obat.
§         Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan.
§         Hipertensi pada penyakit akiomsia dan lain-lain.
  1. Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta. Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta, misalnya solusio plasenta, perdarahan plasenta dan lain-lain.
  1. Faktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pcmbuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan : tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher kompresi tali pusat antar janin dan jalan lahir dan lain-lain.
  1. Faktor Neonatus
Depresi pusat pernapasan pada bayi baun lahir dapat terjadi karena :
v     Pemakaian obat anestesia/analgetika yang berlebihan pada ibu secara langsung dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin.
v     Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarah intrakranial. Kelainan konginental pada bayi, misalnya hernia diafrakmatika atresia/stenosis saluran pernafasan, hipoplasia paru dan lain-lain. 
Untuk Mendownloads Lebih lengkap silakan Downloads Disini
Read More...

Afgar Score

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami ucapakan kehadirat allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada kami untuk bisa menyelesaikan Makalah ASKEB II i Tentang APGAR SCORE ini dengan sebaik mungkin.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing yang telah memberikan arahan sehingga makalah ini bisa terselesaikan. Mungkin dalam penulisan makalah ini masih ada kita jumpai kekurangan, maka dari itu kami mohon kritik dan saran dari Dosen yang bersangkutan.
            Atas kritik dan saran kami mengucapkan terima kasih semoga makalah ini memberi manfaat bagi kita semua. Amin.


                                                                                  Panyabungan,        Januari   2010

                                                                                                   Kelompok V

                                                                                                                                       

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR  ............................................................................................ i
DAFTAR ISI  ........................................................................................................... ii

BAB  I  PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG................................................................................................ 1

BAB  II  PEMBAHASAN
APGAR SCORE....................................................................................................... 1
Pengertian............................................................................................................. 2
Kriteria ................................................................................................................. 2
Interpretasi skor.................................................................................................... 3
Akronim................................................................................................................ 3
Assessment........................................................................................................... 3
PROSEDUR PENATALAKSANAAN ASFIKSIA NEONATORIUM..................... 4
      Definisi.................................................................................................................. 4
      Gejala klinik.......................................................................................................... 4
      Diagnosa............................................................................................................... 4
      Diagnosa Banding.................................................................................................. 5
      Prosedur............................................................................................................... 5

PENUTUP
KESIMPULAN.......................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA


BAB II
PEMBAHASAN

APGAR SCORE
Pengertian
Apgar score adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952 oleh Dr. Virginia Apgar sebagai sebuah metode sederhana untuk secara cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran.[1][2] Apgar yang berprofesi sebagai ahli anestesiologi mengembangkan metode skor ini untuk mengetahui dengan pasti bagaimana pengaruh anestesi obstetrik terhadap bayi.
Skor Apgar dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir menggunakan lima kriteria sederhana dengan skala nilai nol, satu, dan dua. Kelima nilai kriteria tersebut kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan angka nol hingga 10. Kata "Apgar" belakangan dibuatkan jembatan keledai sebagai singkatan dari Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan pernapasan), untuk mempermudah menghafal.

Kriteria

Lima kriteria Skor Apgar:

Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Akronim
Warna kulit
seluruhnya biru
warna kulit tubuh normal merah muda,
tetapi tangan dan kaki kebiruan (akrosianosis)
warna kulit tubuh, tangan, dan kaki
normal merah muda, tidak ada sianosis
Appearance
tidak ada
<100 kali/menit
>100 kali/menit
Pulse
Respons refleks
tidak ada respons terhadap stimulasi
meringis/menangis lemah ketika distimulasi
meringis/bersin/batuk saat stimulasi saluran napas
Grimace
lemah/tidak ada
sedikit gerakan
bergerak aktif
Activity
Pernapasan
tidak ada
lemah atau tidak teratur
menangis kuat, pernapasan baik dan teratur
Respiration

 

Interpretasi skor

Tes ini umumnya dilakukan pada waktu satu dan lima menit setelah kelahiran, dan dapat diulangi jika skor masih rendah.
Jumlah skor
Interpretasi
Catatan
7-10
Bayi normal

4-6
Agak rendah
Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas.
0-3
Sangat rendah
Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif

Jumlah skor rendah pada tes menit pertama dapat menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir ini membutuhkan perhatian medis lebih lanjut[4] tetapi belum tentu mengindikasikan akan terjadi masalah jangka panjang, khususnya jika terdapat peningkatan skor pada tes menit kelima. Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes berikutnya (10, 15, atau 30 menit), maka ada risiko bahwa anak tersebut dapat mengalami kerusakan syaraf jangka panjang. Juga ada risiko kecil tapi signifikan akan kerusakan otak. Namun demikian, tujuan tes Apgar adalah untuk menentukan dengan cepat apakah bayi yang baru lahir tersebut membutuhkan penanganan medis segera; dan tidak didisain untuk memberikan prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut.

Untuk Askeb Lebih Lengkap Silakan Downloads Disini Read More...